SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER

Serangan Panik (Panic Attack)

Selasa, 15 September 20150 komentar






GANGGUAN PANIK (F41.0)

Keluhan :
•Pasien datang dengan satu atau lebih gejala fisik (seperti nyeri dada, pusing, napas pendek)

•Anamnesis lebih lanjut memperlihatkan gambaran berikut.


Pedoman Diagnostik :
•Serangan panik atau rasa takut yang tak dapat dijelaskan muncul secara mendadak, berkembang dengan cepat dan dapat berlangsung hanya beberapa menit

•Serangan itu sering muncul bersama dengan gejala fisik seperti palpitasi, nyeri dada, rasa tercekik, rasa mual, pusing, perasaan bahwa keadaan menjadi tidak realistik, atau rasa takut akan terjadinya bencana pribadi (hilang kendali diri atau menjadi gila, serangan jantung, mati mendadak).

•Satu serangan sering menimbulkan rasa takut akan ada serangan lain dan penghindaran tempat-tempat serangan pernah terjadi. Pasien dapat menghindari kegiatan yang dapat menghasilkan perasaan sama dengan suatu serangan panik.

•Banyak kondisi medis dapat menyebabkan gejala yang sama dengan serangan panik (aritmia, iskemia otak, penyakit jantung koroner, tirotoksikosis). Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik harus dapat menyingkirkan semua keadaan tersebut.


Penatalaksanaan:
•Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa panik adalah suatu gangguan yang lazim dan dapat diobati. Ansietas sering kali menghasilkan sensasi fisik yang menakutkan. Nyeri dada, pusing atau napas pendek, tidak selalu tanda suatu penyakit fisik. Ansietas panik juga menyebabkan pikiran yang menakutkan (takut mati, perasaan akan jadi gila atau hilang kendali). Semua itu akan berlalu bila ansietas diatasi. Pemusatan perhatian kepada gejala fisik akan menambah rasa takut. Seorang yang menghindari situasi tempat serangan panik terjadi hanya akan memperkuat ansietasnya. 

•Sarankan pasien untuk mengikuti langkah-langkah berikut jika serangan panik timbul :
-Diam di tempat sampai serangan panik berlalu

-Konsentrasikan diri untuk mengatasi ansietas, bukan pada gejala fisik

-Praktikan pernapasan yang perlahan dan relaks. Bernapas terlalu dalam atau terlalu cepat (hiperventilasi) dapat menyebabkan beberapa gejala fisik dari gangguan panik. Pernapasan yang terkendali akan mengurangi gejala fisik.

-Katakan pada dirimu bahwa ini adalah suatu serangan panik, dan bahwa pikiran dan sensasi yang menakutkan akan segera berlalu. Perhatikan waktu berlalunya dengan jam tangan anda. Rasanya seperti lama walaupun hanya beberapa menit saja.

•Identifikasi rasa takut yang berlebihan yang timbul selama serangan panik (misalnya takut akan serangan jantung)

•Diskusikan cara menghadapi rasa takut selama serangan panik ini, misalnya mengingatkan diri sendiri: “ saya tidak mengalami serangan jantung. Ini hanya serangan panik dan akan berlalu dalam beberapa menit”.

•Kelompok tolong diri dapat membantu pasien mengatasi gejala dan rasa takut. 


Medikasi :
•Jika serangan sering dan berat atau pasien mengalami depresi, berikan antidepresan (misalnya imipramin 25 mg malam hari dan ditingkatkan sampai 100-150 mg malam hari dalam 2 minggu). Bagi pasien dengan serangan yang jarang dan terbatas, penggunaan medikasi antiansietas jangka pendek bisa menolong (Lorazepam 0,5 - 1.0 mg 1 sampai 3 kali sehari atau Alprazolam 0,25mg -  1mg 1 sampai 3 kali sehari). Penggunaan yang terus menerus bisa menimbulkan ketergantungan dan gejala panik akan timbul kembali bila dihentikan.     

•Hindari pemeriksaan penunjang atau medikasi yang tidak perlu.


Konsultasi ke spesialis:
•Pertimbangkan konsultasi jika serangan berat masih berlanjut setelah pengobatan diatas. 

•Rujuk ke psikiater untuk psikoterapi, bagi pasien yang tidak membaik dengan cara diatas. 

•Umumnya panik menyebabkan gejala fisik. Hindari konsultasi medis yang tidak perlu. 




Share this article :
 
Support By : SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER | SholehShare
Copyright © 2011. SholehShare - All Rights Reserved