SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER

Rujukan Dokter Keluarga

Senin, 05 Oktober 20150 komentar


RUJUKAN DOKTER KELUARGA

Pembagian wewenang dan tanggung jawab antara dokter keluarga dan dokter konsultan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas 4 macam, yakni (McWhinney, 1981):
a.      Interval referral
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut menanganinya. Pembagian wewenang dan tanggung jawab ini lazimnya ditemukan apabila pasien telah memerlukan pelayanan rawat inap dirumah sakit untuk penyakit yang cukup serius dan jangka waktu yang lama. Atau kalau kebetulan, dokter keluarga, untuk jangka waktu tertentu, misalnya sedang cuti atau menghadiri pertemuan diluar kota. Tentu mudah dipahami setelah rujukan interval selesai dilakukan, wewenang dan tanggung jawab tersebut kembali berada pada dokter keluarga yang merujuk.

b.      Collateral referral
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja. Misalnya penanganan chronic glaucoma yang dilimpahkan kepada dokter spesialis mata. Sedangkan penanganan untuk masalah kedokteran lainnya dan penderita tersebut tetap berada di tangan dokter yang merujuk.

c.       Cross referral (rujukan silang)
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. Pelimpahan wewenang ini sangat tidak dianjurkan, kecuali apabila penderita tersebut pindah ke daerah lain misalnya.

d.      Split referral (rujukan terpecah)
Dokter keluarga, sesuai dengan masalah kesehatan yang ditangani, menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab tersebut, dokter keluarga tidak ikut campur.

CONTOH SOAL.

1.      Pasien dirawat, pulang setelah 1 minggu dirujuk ke dokter keluarga, untuk kontrol. Tipe rujukan:
akolateral
bsilang
c. Tetap
d. interval
e. Terpilih

2.      Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke praktik dokter keluarga dengankeluhan nyeri perut kanan bawah. Setelah pemeriksaan lengkap anak didiagnosis dengan   apendisitis   akut.   Dokter   lalu   merujuk   anak   ke   dokter   bedah   untuk penanganan selanjutnya. Setelah operasi, anak mengalami infeksi saluran napas. Lalu   dokter   bedah   kembali   merujuk   pasien   kepada   dokter   keluarganya   untuk penanganan lebih lanjut. Apakah jenis rujukan yang paling sesuai?
a.       Split referral
b.      Cross referral
c.       Collateral referral
d.      Periodic referral
e.       Interval referral

3.      Seorang laki-laki berusia 12 tahun datang ke dokter praktik umum dengan keluhan sering cepat lelah dan bibir kebiruan. Setelah anamnesis, pemeriksaan fisik serta laboratorium dokter mendiagnosis pasien  dengan kelainan katup jantung. Dokter selanjutnya merujuk pasien ke dokter spesialis jantung anak. Apakah jenis rujukan yang paling sesuai?
a.       Split referral
b.      Cross referral
c.       Collateral referral
d.      Periodic referral.
e.       Interval referral


SUMBER: Buku Panduan Kepaniteraan Program Pendidikan Profesi Kedokteran Keluarga FKIK UMY 2015






Share this article :
 
Support By : SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER | SholehShare
Copyright © 2011. SholehShare - All Rights Reserved