SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER

Apa Sih Obesitas Itu?

Selasa, 20 Maret 20120 komentar



Obesitas terjadi jika jumlah energi (dalam bentuk makanan) yang masuk melebihi jumlah yang dikeluarkan, maka BB akan meningkat. Setiap 9,3 kalori kelebihan energi yang masuk dalam tubuh akan disimpan menjadi 1 gr lemak (Guyton & Hall,1997) 

Faktor penyebab obesitas (Guyton & Hall,1997)
1.Obesitas psikogenik
Penelitian penderita obesitas menunjukan bahwa sebagian besar disebabkan oleh faktor psikogenik. Barangkali faktor psikogenik yang paling berperan adalah adanya gagasan bahwa kebiasaan makan yang sehat memerlukan 3x sehari dan harus penuh. Banyak anak dipaksa mengikuti kebiasaan ini oleh orang tuanya yang terlalu bersemangat. Selain itu biasanya seseorang diketahui mengalami kenaikan BB yang besar selama atau setelah keadaan yang menekan, seperti kematian ortu, penyakit yang berat, bahkan karena depresi kejiwaan. Tampaknya bahwa makan seringkali merupakan "alat pelepas ketegangan".

2.Kelainan neurogenik sebagai penyebab obesitas
Jadi ada penelitian yang objeknya hewan yaitu dengan perangsangan hipotalamus lateral yang menyebabkan hewan makan dengan rakus (hiperfagia), sebaliknya perangsangan inti ventromedial hipotalamus akan menyebabkan rasa sangat kenyang, bahkan jika terdapat makanan yang merangasang nafsu makan, hewan tersebut tetap menolak makan (afagia). Namun sebaliknya jika terjadi lesi destruktif pada kedua daerah tersebut dapat menyebabkan hasil yang berlawanan dengan hasil perangsangan tadi. Lesi ventromedial menyebabkan hewan tersebut makan yang rakus dan terus menerus samapi binatang itu jadi gemuk dan lesi inti lateral pada kedua sisi hipotalamus menyebabkan kurangnya nafsu makan. Jadi kemungkinan hal ini juga terjadi pada manusia.

3.Faktor genetik pada obesitas
Gen dapat mengatur tingkat makan dengan berbagai cara, 1. kelainan genetik pada pusat makan untuk mengatur tingkat penyimpanan energi (tinggi/rendah) 2. kelainan faktor psikis secara herediter, baik yang meningkatkan nafsu makan/menyebabkan orang tersebut makan sebagai mekanisme "pelepasan ketegangan".
Penelitian => kelainan genetik pada sifat kimiawi penyimpanan lemak dapat menyebabkan obesitas pada turunan tikus. Pada satu turunan tikus, lemak mudah disimpan dalam jaringan adiposa. tapi jumlah lipase peka hormon dalam jaringan adiposa sangat kurang, sehingga hanya sedikit lemak yang dapat dikeluarkan, keadaan ini menyebabkan lemak secara terus menerus disimpan walaupun tidak pernah dilepaskan. Oleh sebab itu hal ini mungkin bisa jadi penyebab obese pada manusia.


Mekanisme komplikasi pada obesitas

1. Diabetes tipe 2
Terjadinya pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat, yang berasal dari lemak visceral yang membesar. Proses ini menerangkan terjadinya sirkulasi tingkat tinggi dari asam-asam lemak bebas di hati sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan mengekstark insulin dari darah jadi berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan hiperinsulinemia. Akibat lainnya adalah peningkatan glukoneogenesis ( dimana glukosa darah meningakt). Efek kedua dari peningkatan asam-asam lemak bebas adalah menghambat pengambilan glukosa oleh sell otot, dengan demikian, walaupun kadar insulin meningkat, namun glukosa darah tetap abnormal tinggi. hal ini menerangkan suatu resistensi fisiologis terhadap insulin seperti pada DB tipe 2.

2. Hipertensi 
Hipertensi timbul karena permukaan filtrasi renal berkurang. Penurunan area permukaan filtrasi berasal dari berkurangnya area permukaan filtrasi pada glomerulus itu sendiri. Hal ini akan menyebabkan retensi natrium renal sehingga terjadi hipertensi sistemik. Jadi bila seseorang mempunyai area permukaan yang kurang secara congenitial, kenaikan BB menyebabkan kenaikan massa tubuh dengan area permukaan filtrasi tidak sebanding, sehingga timbul hipertensi.

3. Obstruktive sleep apnea
Penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang menganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermitten.

Sumber: Guyton & Hall,1997
Share this article :
 
Support By : SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER | SholehShare
Copyright © 2011. SholehShare - All Rights Reserved