PENGALAMAN
Px FISIK
I: Flat (+)
A: BU (+) normal
P: Timpani (+)
P: NT (+) Mc Burney,
Px APENDISITIS
Psoas Sign (+), Obturator Sign (+), Rovsing Sign (-), Blumberg Sign (-), Tern Horn Sign (+)
Px PENUNJANG
Angka Leukosit: 21,3 (Meningkat)
Netrofil: 83,2 (Meningkat)
Monosit: 8.10 (Meningkat)
Ureum: 63.0 (Meningkat)
Creatinin: 1.17 (Meningkat)
Lainnya Dalam Batas Normal
PASIEN DILAKUKAN OPERASI LAPAROTOMY APENDIKTOMY
Dx PRA BEDAH: APENDISITIS AKUT
Dx PASCA BEDAH: APENDISITIS AKUT DENGAN ABSES PERI APPENDICULAR
ANATOMY
ETIOLOGI
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Pasien di rumah tiduran terus karena untuk bergerak sangat sakit. Sehari sebelumnya nyeri dirasakan pada seluruh lapang perut. Pasien mengatakan tidak ada mual (-) muntah (-) nyeri pinggang (-) pipis juga normal, tidak ada butiran pasir (-) masih bisa BAB (+) flatus (+).
Px FISIK
I: Flat (+)
A: BU (+) normal
P: Timpani (+)
P: NT (+) Mc Burney,
Px APENDISITIS
Psoas Sign (+), Obturator Sign (+), Rovsing Sign (-), Blumberg Sign (-), Tern Horn Sign (+)
Px PENUNJANG
Angka Leukosit: 21,3 (Meningkat)
Netrofil: 83,2 (Meningkat)
Monosit: 8.10 (Meningkat)
Ureum: 63.0 (Meningkat)
Creatinin: 1.17 (Meningkat)
Lainnya Dalam Batas Normal
PASIEN DILAKUKAN OPERASI LAPAROTOMY APENDIKTOMY
Dx PRA BEDAH: APENDISITIS AKUT
Dx PASCA BEDAH: APENDISITIS AKUT DENGAN ABSES PERI APPENDICULAR
ANATOMY
Appendiks Veriformis (umbai cacing) merupakan organ yang berbentuk Tabung terletak di puncak Caecum, pada pertemuan ke 3 Taenia Coli (taenia libera, mesocolica, omentalis). Pangkalnya ada di posteromedial caecum, kira kira 2 cm dari ileocecal junction.
Apendik ( source thegastrosurgeon.com) |
Panjang appendiks antara 7 - 10 cm (rata rata 8 cm), diameter lumen appendiks antara 0,5 - 1 cm (rata rata 0,7 cm). Lumennya kecil dibagian proksimal dan melebar di bagian distal.
Ada ahli mengatakan diet berserat mengurangi kemungkinan terjadinya apendisitis, kekurangan makan serat menyebabkan perubahan flora usus, transit feses yang lama sehingga yang dikeluarkan sedikit dan keras, sehingga perlu tekanan intraluminal yang tinggi untuk mengeluarkannya, dan ini memudahkan timbulnya appendisitis.
ETIOLOGI
Penyebab apendisitis ada 2 : obstruksi dan infeksi.
Obstruksi disini terjadi sumbatan pada pangkal appendiks. Dengan adanya obstruksi (karena fecolith, cacing, isi jambu dll) mukus yang diproduksi appendiks tidak bisa menuju caecum dan tertimbun dalam lumen apendiks.
Pada keadaan normal, kapasitas lumen appendiks hanya 0,1 ml, sedangkan apendiks menghasilkan 1-2 ml/hari mukus. Timbunan mukus pada appendiks menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal lumen yang menyebabkan distensi dinding appendik sehingga tergencetnya jar. limfonodi dan vasa darah.
Pada tahap awal mendesak jar. limfonodi dulu sehingga terjadi udem dan selanjutnya diikuti iskemi akibat tergencetnya vasa darah dan menyebabkan translokasi kuman ke submukosa dan selanjutnya timbul peradangan yang bisa menekan a. appendicularis yang merupakan arteri percabangan terakhir. Bila peradangan terus maka akan keluar pus di dalam lumen dan menyebabkan appendik mengalami perforasi.
Obstruksi pada apendik bisa disebabkan oleh:
1. sumbatan dalam lumen: fecalith (feses yang membatu), corpus alineum(biji bijian), telur parasit, parasit.
2. bengkokan apendik
3. stenosis apendiks
Infeksi pada apendik biasanya disebabkan secara hematogen yang berasal dari tempat lain, pneumonia, tonsilits dsb,
ANAMNESIS
1. sakit perut
nyeri khas pada tahap awal dengan hiperperistaltik usus, hiperpersitaltik dirasakan pada seluruh usus sehingga nyeri dirasakan pada seluruh lapang perut. Pada tahap awal ini pasien akan mengalami nyeri di epigastirc atau umbilical. Bila sudah terjadi inflamasi ( 4-6 jam kemudian) nyeri akan terlokalisir hanya di kuadran kanan bawah.
2.anorexia, mual, muntah
akibat terjadi aktivasi vagus pada fase awal
3.obstipasi
karena rasa nyeri, sehingga penderita takut mengejan, karena bila mengejan nyeri akan bertambah. pada keadaan ini bila pasien sulit BAB maka obat pencahar harus diberikan,
4. demam
demam terjadi bila sudah terjadi komplikasi. maka dalam perjalanannya yang perlu ditanyakan nyeri dulu apa demam dulu?
Px FISIK
vital sign menunjukan takikardi ringan dan elevasi suhu 1 derajat, bila suhu tinggi sekali kemungkinan terjadi perforasi.
Inspeksi: penderita terlihat membungkuk, atau memegangi perut bagian kanan bawah
Auskultasi: suara usus normal bila belum ada komplikasi
Perkusi: biasanya timpani, nyeri ketok perut
Palpasi: NT Mc Burney (1/3 lateral SIAS/spina illiaca anterior superior), Rebound tenderness (ny lepas tekan), Defans muscular lokal (pengerasan otot/perlawanan otot)
Rectal toucher: nyeri diarah jam 10-11.
Titik Mc burney (source www.tk.de ) |
Px Khusus Apendisitis
1. rovsing sign
bila perut bagian kiri ditekan dan agak didorong ke arah medial
Rovsing (sumber link ) |
2. psoas sign
a. psoas aktif: pasien terlentang, tungkai kanan lurus dan ditahan pemeriksa. Pasien disuruh aktif melawan/mefleksikan articulatio coxae kanan, akan terasa nyeri diperut bag bawah
Psoas Aktif (sumber postgradmed.org ) |
b. psoas pasif: pasien miring ke kiri, paha kanan dihiperekstensi oleh pemeriksa maka akan terasa nyeri diperut bagian bawah.
Psoas Pasif (sumber link ) |
3. obturator sign
dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi articulatio coxae pada posisi terlentang (supine) akan menimbulkan nyeri diperut kanan bawah.
Sumber postgradmed.org |
uji psoas dan obturator adalah untuk mengetahui letak anatomi apendik yang meradang. uji obturator positif berarti kemungkinan apendik menempel pada m. obturator, dan uji psoas positif berarti apendik menempel pada m. psoas.
4. blumberg sign
nyeri kanan bawah bila sebelah kiri ditekan
(sumber s4.hubimg.com ) |
5. tern horn sign
pada laki laki, penarikan funiculus spermaticus kanan akan menyebabkan nyeri kanan bawah.
Px LABORATORIUM
1. biasanya ditemui Angka leukosit yang meningkat dengan haemogram bergeser ke kiri (neutrofilia)
ALVARADO SCORE UNTUK MENDIAGNOSIS APENDISITIS
sumber www.afrjpaedsurg.org |