Menuju Makassar Dengan Kapal Gunung Dempo dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya
Catatan Perjalanan Sulawesi Selatan #Hari Ke-1 (20 Agustus 2013)
Setelah mengetahui sejarah Kapal Selam Pasopati 410 di Monumen Kapal Selam dan berpisah dengan teman teman Jihan. Kita beranjak menuju Pelabuhan Tanjung Perak. Untuk menuju pelabuhan tanjung perak dari monumen kapal selam ini, kita harus menggunakan 2 jalur angkot. Yang pertama carilah angkot yang menuju Jembatan Merah Plaza. Setelah dari Jembatan Merah Plaza carilah angkot yang langsung menuju Pelabuhan Tanjung Perak.
Sebelum menuju pelabuhan, kita berfoto dulu di Jembatan Merah yang menjadi sebuah ikon sejarah perjuangan Tentara Indonesia di Surabaya melawan Kolonial Belanda. Walau sebenarnya dari fisik tampak terlihat hanya jembatan yang memiliki pagar besi merah tapi ternyata jembatan ini menyimpan peristiwa sejarah yang sangt penting. Karena pada era itu hanya Jembatan Merahlah yang menjadi penghubung dari pusat kota menuju pelabuhan.
Kurang lebih 30 menit perjalanan dari Jembatan Merah Plaza, sampai juga di Pelabuhan Tanjung Perak. Sampai disini kita langsung menanyakan pemberangkatan KM GUNUNG DEMPO, kapal yang akan kita tunggangi selama 1 hari 1 malam nanti.
Informasi
Okelah kita menunggu besok untuk berangkat, *Lumayan bisa bermalam di pelabuhan.
Untuk memastikan statement bapak yang memberi info tadi, kita membuka website resmi PELNI supaya lebih percaya. Ternyata benar bahwa jadwal pemberangkatan mengalami keterlambatan menjadi besok pagi pukul 9.00 WIB.
Di pelabuhan Tanjung Perak ini ada sebuah masjid yang menurut saya unik, *menurut saya lo. Ketika sudah masuk waktu sholat (lewat panggilan Adzan), salah satu penjaga masjidnya membangunkan satu persatu orang yang sedang tidur (*termasuk kita) dan disuruh mengambil air wudlu lalu segera masuk masjid untuk sholat berjamaah. *penjaga masjid ini memang amar maruf nahi munkarnya luar biasa, lanjutkan pak...
Dan keunikan yang kedua setiap jam 8 malam, masjid ini harus steril dari orang dan kendaraan yang parkir di dalam, jadi ketika sudah memasuki jam 8 malam, penjaganya menyuruh yang ada di area masjid untuk keluar sebelum masjid tersebut dikunci. *mungkin ada benarnya untuk menjaga kesucian masjid
Dari masjid ini, kita bertemu dua orang dari Jepara yang punya tujuan pendaratan sama yaitu di Pelabuhan Makassar. Yupp kita bertemu dengan Mas Achmad dan kawannya (lupa namanya). Dan kita pun mengakrabkan diri dengan Mas Achmad dan kawannya agar mempermudah perjalanan kita. Yupp rombongan kita menuju makassar pun menjadi 5 orang.
Bermalam di |
Karena masjid dikunci, otomatis tidak bisa dipergunakan untuk tidur. Jadi kita beserta penumpang lainnya tidur di dalam pelabuhan (ditrotoar jalan) menggunakan alas yang kita beli dari penjual yang menjajakan alas buat tidur. Bersambung......
- Tiket KA Sancaka Pagi : Rp120.000
- Retribusi Monkasel :
Rp5000 - Angkot Monkasel-JMP : Rp4000
- Angkot JMP-Tj. Perak : Rp4000
- Retribusi Tj. Perak : Rp2000
- TOTAL : Rp130.000
Ket: *Belum Termasuk Makan dan Kebutuhan Pribadi