SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER

Makan siang di pelabuhan paotere makassar

Sabtu, 23 Agustus 20140 komentar

Makan Siang di Pelabuhan Rakyat Paotere

Catatan Perjalanan Sulawesi Selatan #Hari Ke-6 (25 Agustus 2013)
Jika berada di makassar, jangan lupa mengunjungi pelabuhan rakyat paotere. Di pelabuhan ini merupakan tempat tinggal para nelayan maka di pelabuhan ini terdapat sebuah  tempat pelelangan ikan (TPI). Retribusi masuk pelabuhan ini Rp2000. Di pelabuhan ini tidak ada kapal modern, semua nelayan menggunakan kapal kayu (tradisional) maka disebut pelabuhan rakyat. Kalau mau melihat kapal phinisi berjajar parkir di dermaga bisa datang ke pelabuhan ini.
Pemandangan Paotere
Menurut cerita pelabuhan ini memiliki makna sejarah perjuangan rakyat sulawesi mengusir penjajah. Yup pelabuhan ini pada masa kerajaan gowa tallo menerjukan sekitar 200 kapal phinisi ke malaka untuk membantu raja malaka mengusir penjajah belanda.

Menyambung cerita sebelumnya, setelah putar putar mencari benteng somba opu, perut kita pun sudah mulai keroncongan tanda perut ingin diisi. Yah sebenarnya ini juga karena kita memang dari pagi belum makan. Kita pun melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan paotere untuk santap makan siang sekaligus pengganti makan pagi. Pelabuhan paotere sendiri letaknya satu deret dengan pantai losari - pantai akkarena - benteng somba opu - pelabuhan paotere yang letaknya sama yaitu di pinggir laut, kira-kira ya 3 kilometer dari pantai losari.
Pelabuhan Paotere
Sampai di pelabuhan paotere, berhubung sudah memasuki waktu dhuhur kita menjalankan kewajiban sholat dhuhur dulu. Setelah itu kita menuju tempat pelelangan ikan (TPI) dan mencari ikan yang mau dimasak. Di tempat pelelangan, ikan baronang, ikan sunu (kerapu), ikan bolu (bandeng) dan ikan cepak merupakan menu utama di warung tenda tradisional milik warga.  Akhirnya kita mendapatkan ikan bolu (bandeng) dengan harga murah, lupa dulu berapa harganya?
Kampung Nelayan
Setelah mendapatkan ikan kita mencari warung untuk memasak ikannya. Warung warung disini memasak ikannya rata rata berada di depan warungnya. Ikan pun mulai dibakar dengan bumbu khas bugis, asap pembakaran mengepul di udara.  Pendamping makan seafood disini adalah sup santan yang isinya tomat hijau, kacang panjang dan kol yang diberi secara cuma cuma oleh warung tersebut.

Dirasa sudah kenyang, kita melanjutkan perjalanan kembali menuju tujuan berikutnya. Tujuan berikutnya adalah makam raja raja gowa tallo.


Share this article :
 
Support By : SholehShare | BLOGnya SEORANG DOKTER | SholehShare
Copyright © 2011. SholehShare - All Rights Reserved