Gua Tempat Tinggal Manusia Purba di Leang Leang Maros
Catatan Perjalanan Sulawesi Selatan #Hari Ke-5 (24 Agustus 2014)
Setelah dari taman nasional bantimurung kita menuju tujuan berikutnya yaitu leang-leang yang terletak di jalan poros desa leang-leang, kampung leang leang, desa kalabbirang, bantimurung, maros yang masih satu jalur dengan taman nasional ini.
Untuk masuk ke kawasan ini masuk ke jalan desa yang berjarak beberapa kilometer dari jalan utama. Untuk menuju leang-leang ini dari taman nasional ini kira-kira ya butuh waktu 30 menit. Leang Leang masih dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros Pangket.
Menuju Leang Leang |
Ketika memasuki kawasan ini kita disuguhi pemandangan pegunungan karst yang sudah berumur ribuan tahun dan termasuk kawasan karst terbesar di dunia. Untuk memasuki tempat wisata ini kita harus membayar retribusi Rp10.000/orang.
Leang-leang dalam bahasa Indonesia berarti gua. Dinamakan leang leang karena di kawasan ini ditemukan banyak sekali gua peninggalan arkeologis yang sangat unik dan menarik.
Tampak Telapak Tangan Manusia Purba |
Tampak Telapak Tangan (Zoom) |
Pada tahun 1950, Van Heekeren dan Miss Heeren Palm menemukan lukisan di dinding gua yang diperkirakan milik manusia prasejarah (rock painting) yang berwarna merah di Gua Pettae dan Petta Kere. Lukisan itu berupa gambar babi rusa yang sedang meloncat yang di bagian dadanya tertancap mata anak panah dan gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah.
Menurut pakar arkeologi, lukisan prasejarah tersebut sudah berumur sekitar 5000 tahun. Para arkelog memperkirakan bahwa gua tersebut telah dihuni sekitar tahun 8000-3000 sebelum Masehi.
Keluar Gua |
Leang Pettae |
Isi Leang Pettae |